Tentang Rasa Tidak Nyaman
Sangat sering rasanya kita mendapatkan perasaan tidak nyaman. Sebagai manusia biasa, tentu perasaan tidak enak dan tidak nyaman, rasanya ingin dihindari. Tapi, tahukah, ternyata perasaan tidak nyaman ini justru harus dihadapi. Ibarat batu terjal, padahal tujuan kita ada di belakang batu itu, tentu mau tidak mau harus kita lewati.
Bagaimanapun perasaan kita, campur aduk, rasa sakit, tidak nyaman, dan lainnya harus dihadapi. Besar kemungkinan semangat ‘bersakit-sakit dulu, bersenang-senang kemudian’ adalah benar.
Dalam posting kali ini, saya mengutip tulisan dari beberapa referensi. Seperti Grant Cardone dalam bukunya Be Obsessed or Be Average menyatakan bahwa kita harus terobsesi dengan ketidaknyamanan dan bahaya yang ada di hadapan kita. Komitmen yang teguh dalam menghadapi ketidaknyamanan perlu dipersiapkan. Cardone menegaskan bahwa komitmen untuk hadapi ketidaknyamanan merupakan jalur untuk menuju sukses.
Gary Vee atau Gary Vaynerchuck dalam buku Crushing It juga sependapat, bahwa untuk menuju keberhasilan atau sukses memerlukan resiko yang besar. Ada banyak hal yang harus dipersiapkan seperti mental, waktu bahkan waktu bersantai. Gary Vee menyebutkan jika kita harus ‘sengsara’ terlebih dahulu atau mampu berkorban.
Kalau sudah memahami hal tersebut, kita juga akan diingatkan kembali oleh Mark Manson dalam bukunya Sebuah Seni Bersikap Bodo Amat. Bahwa, kita paling tidak harus siap untuk ‘bodo amat’ dalam menghadapi segala komentar atau opini yang di luar kendali kita. Kita harus siap berproses. Siap menerima segala ketidaknyamanan dan keep going.